Stres adalah sebuah keadaan yang pernah di alami oleh seriap
orang. Tingkat stres yang di alami seseorang mempengaruhi penyelesaian untuk
menghilangkan stres tersebut, namun banyak orang orang di dunia mengalami stres
yang sangat berat hingga melakukan bunuh diri untuk menyelesaikannya. Orang-orang
yang melaukan bunuh diri melakukannya dengan cara menggantung diri, minum
obat-obatan melebihi dosis, menenggak cairan beracun, atau menggunakan senjata.
Salah satu negara yang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi
adalah Korea Selatan. Di negara ini tingkat bunuh diri cukup tinggi, bahkan di
urutan teratas di antara 34 negara. Untuk orang muda, tuntutan untuk sukses di
sekolah dan mendapat pekerjaan bagus di perusahaan besar menjadi salah satu
pemicunya.
Di Negeri Ginseng tersebut kini ditawarkan terapi untuk
mengurangi keinginan bunuh diri. Terapi psikologis tersebut cukup unik karena
para peserta akan mencicipi pengalaman mati agar lebih menghargai kehidupan.Mereka yang mengikuti terapi tersebut adalah orang-orang
yang punya masalah depresi, stres, atau keinginan bunuh diri.
Para partisipan terapi ini dibuat seolah-seolah sedang
menghadiri pemakamannya sendiri. Memakai pakaian orang mati, para peserta
diminta berbaring di dalam peti mati kayu selama kurang lebih 10 menit.
Mereka datang ke pusat penyembuhan psikologis itu karena
keinginan sendiri atau pun dirujuk oleh dokter. Sebelum terapi dimulai,
masing-masing peserta akan difoto dan hasilnya dibingkai untuk dipasang di
dekat peti mati.Kemudian mereka diminta mendengarkan pidato singkat tentang
bunuh diri dan film emosional sebelum berganti kostum orang meninggal. Sebelum
masuk ke peti mereka juga menuliskan pesan perpisahan dan membacakannya.Lalu
satu persatu mereka masuk ke dalam peti mati dan lampu diredupkan. Walau peti
ditutup namun mereka tetap bisa bernapas karena ada lubang ventilasi kecil.
Ketika peti dibuka, reaksi para peserta beragam. "Ada
yang menangis karena calustrophobia, ada yang tertidur, ada yang bangun dengan
perasaan gembira, tapi ada juga yang langsung selfie," kata Huguier.
Huguier mengatakan, "pengalaman mati" mungkin
hanya ada di Korea Selatan. "Di tempat lain orang akan pergi ke psikolog,
tapi tak ada pengalaman seperti ini," ujarnya.
Terapi tersebut memang cukup berguna karena ada dalam satu
kelompok besar dan saling berbagi pengalaman. "Kalau tidak begitu, orang
yang berbaring di peti mati akan terlihat seperti orang gila," katanya.
Huguier menambahkan, para peserta mengaku terapi ini membuat
mereka merasa lebih baik. "Kepala pusat terapi itu mengatakan, 'Sekarang
Anda tahu seperti apa kematian. Anda hidup. Berjuanglah untuk Korea'.
0 Response to "Terapi Bunuh Diri Ala Negeri Ginseng"
Post a Comment