Saat ini sedikit banyak sudah terjadi pergeseran tentang konsep kantor dan ruang kerja. Ruang kerja tak melulu harus di sebuah gedung bertingkat dengan desain interior kaku dan formal. Bahkan kini ruang kerja bisa dibuat sendiri di rumah alias kita bisa bekerja tanpa meninggalkan rumah.
Ada banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa meninggalkan rumah. Sebut saja pekerjaan yang berhubungan dengan bidang penulisan, pemrograman, desain, hingga bisnis fashion. Dengan kemajuan teknologi dan kecanggihan internet, kita tinggal putar otak dan menyalakan daya kreativitas kita untuk memanfaatkan semua fasilitas yang ada. Seperti keberhasilan yang didapat tiga orang ini. Dengan bekerja dari rumah memanfaatkan waktu luang di luar kerja kantoran (bahkan ada yang baru gagal membangun bisnis), mereka ternyata bisa juga jadi orang kaya dan masuk dalam jajaran miliarder yang paling diperhitungkan oleh Siapa sajakah mereka? Yuk, kita ikuti profilnya berikut ini. Siapa tahu kamu terinspirasi dan ingin mengikuti jejaknya.
1. Markus Persson, Pencipta Minecraft
Kamu yang maniak game pasti tak asing dengan Minecraft. Minecraft merupakan game bergaya sandbox dengan memungkinkan setiap pemainnya bisa membangun konstruksi juga dunianya sendiri. Keunggulan itulah yang membuat game ini sukses besar. Bahkan Microsoft pun akhirnya mengakuisinya dan membelinya senilai 2,5 miliar dolar Amerika pada bulan September 2015 lalu. Wow, luar biasa sekali!
Markus merupakan seorang anak yang pintar. Pria yang lahir di Edsbyn, Swedia ini kesulitan beradaptasi ketika ia dan keluarganya pindah ke Stockholm. Dia pun lebih memilih untuk mengutak-atik komputer dan tenggelam dunia komputer yang sangat ia sukai. Sungguh sangat disayangkan, saat ia masih remaja, keluarganya berantakan. Sang ayah kecanduan alkohol. Adik perempuannya jadi pencandu narkoba lalu kabur dari rumah. Kedua orang tuanya pun bercerai.
Markus akhirnya tak lulus SMA. Ia kemudian tinggal di rumah ibunya yang berprofesi sebagai perawat. Ibunya merasa prihatin dengan kondisi putra kesayangannya tersebut. Akhirnya, Markus diikutkan kursus komputer online. Bagai ikan yang akhirnya dilepas ke samudera, Markus akhirnya bisa mendapat ruang lebih besar mengembangkan minatnya.
Tahun 2004, Markus diterima bekerja di Midasplayer (kini menjadi Kings.com, pembuat game Candy Crush yang fenomenal tersebut). Di sanalah ia bertemu seorang kawan bernama Jakob Porser. Markus dan Jakob sama-sama seorang muda. Keduanya punya keinginan untuk membuat game sendiri namun sayang bos mereka tak menyukai gagasan itu.
Akhirnya tahun 2009, Markus dari Midasplayer lalu ia menjadi programmer di Jalbum, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang photo sharing. Selain sibuk bekerja di perusahaan tersebut, ia memanfaatkan waktu luangnya di rumah dengan membuat game sendiri yang diberi nama Minecraft. Minecraft yang sebenarnya belum sempurna itu ia lepas ke sebuah portal game indie pada bulan Mei 2009. Dan tak disangka, game itu meledak di pasaran dan punya fans tersendiri.
2. Sara Blakely, Wanita Inspiratif di Balik Kesuksesan SPANX
SPANX merupakan brand pakaian dalam yang sangat terkenal di dunia. Dan brand ini tidak muncul begitu saja. Ada sosok wanita hebat di balik besarnya brand ini. Ia adalah Sara Bakely. Wanita yang tadinya unya cita-cita menjadi pengacara ini harus menghadapi kenyataan pahit ketika dua kali ia gagal dua kali dalam ujian masuk. Akhirnya ia banting stir. Ia sempat melamar pekerjaan di Disney World untuk memerankan karakter Goofy tapi karena tubuhnya pendek ia malah ditawari jadi Chipmunk, hingga akhirnya ia melepas tawaran itu.
Hingga kemudian Sara bekerja sebagai sales mesin fax. Dan pekerjaan ini tekuni selama tujuh tahun. Hingga suatu hari ia menemui kesulitasn saat mencari pakaian dalam yang pas untuk celana panjang putih yang akan ia kenakan. Ya, gimana ya, kalau memakai baju atau celana warna putih, seorang wanita memang harus pandai-pandai memilih pakaian dalam yang dikenakannya agar tetap terlihat sopan.
Akhirnya ia membuat sendiri pakaian dalam untuk dirinya. Saat itulah ia kemudian mulai menemukan ide untuk menjual pakaian dengan brand SPANX. Di tengah kesibukannya bekerja sebagai sales mesin fax, Sara pun memulai usahanya dengan bekerja di apartemennya memanfaatkan waktu luang yang ada. Usaha itu ia rintis dan terus dikembangkan. Kini produk SPANX tak hanya meliputi pakaian dalam saja tetap juga celana jeans dan pakaian yoga. Dan bulan Maret 2016 ini, tercatat nilai bersih kekayaan Sara mencapai 1,19 miliar dolar. Sungguh angka yang fantastis!
3. Nicholas Woodman, GoPro
Buat kamu yang selalu mengikut perkembangan teknologi di bidang fotografi, pasti nggak asing dengan brand kamera yang namanya GoPro. Dalam industri perangkat fotografi, GoPro menjadi salah satu merek yang paling diperhitungkan karena perkembangannya yang super pesat. Tapi tahukah siapa kreatornya?
Ia adalah Nichlolas Woodman. Pria yang lahir dan besar di kawasan Silicon Valley, California ini memang dikenal sebagai sosok yang aktif serta menyukai berbagai kegiatan di luar ruangan. Lulus kuliah dari Universitas California, Nicholas sempat menjalankan bisnis menjual berbagai produk elektronik secara online. Meski awalnya tampak menjanjikan, namun belum sampai setahun bisnis harus tutup karena kerugian besar yang dialaminya. Kemudian ia membangun perusahaan game bernama FunBug pada tahun 1999. Namun, lagi-lagi dewi fortuna belum berpihak, bisnis itu juga gulung tingkar.
Berbagai kegagalan itu akhirnya membuat Nicholas butuh waktu untuk menyendiri. Ia sempat ke Australia juga Indonesia. Ia mencoba untuk move on dengan melakukan hobinya berselancar. Suatu hari ketika berada di Bali, ada keinginan dirinya bisa memiliki alat perekam untuk kegiatan berselancar. Karena selama ini kamera saku maupun kamera profesional sangat tidak memungkinkan dibawa bebas untuk berselancar. Akhirnya ia membuat modifikasi dengan hasil akhir semacam sabuk yang bisa mengikat kamera pada papan selancar ataupun pada lengan si peselancar.
Ide mengembangkan sabuk kamera itu jadi titik awal bisnis besarnya kemudian. Nicholas akhirnya kembali Amerika dengan membawa ratusan ikat pinggang. Di Amerika, ia memilih untuk mengasingkan diri hidup di sebuah mobil VW Combi tua untuk melakukan eksperimennya membuat sabuk kamera yang diinginkannya. Bekerja 12 jam sehari selama beberapa waktu itu pun akhirnya berbuah manis. Sabuk biasa yang tadinya cuma dihargai 2 dolar berhasil dijual dengan harga 60 dolar.
Kemudian Nicholas pun mencoba untuk mengembangkan inovasinya membuat kamera yang sangat diinginkannya yang bisa dibawa beraktivitas di luar ruangan. Prototipe GoPro pertama kali dibuat oleh Nicholas di rumahnya di California yang dirancang dengan menggunakan sebuah bor dan mesin jahit ibunya. Tahun 2002, purwarupa kamera bermerek GoPro akhirnya berhasil dibuat.
0 Response to "Pernah Gaga Di Kantorl Sekarang 3 Miliarder ini Sukses Karena, “Bekerja di Rumah”"
Post a Comment