google.com, pub-9423028248321745, DIRECT, f08c47fec0942fa0
google.com, pub-9423028248321745, DIRECT, f08c47fec0942fa0

“White Hand” Jasa Masturbasi Di Jepang


Banyaknya penyandang cacat di Jepang yang tidak mampu melakukan aktifitas seksual telah melahirkan ide bisnis masturbasi bernama White Hands. Beberapa wanita melayani klien hingga ejakulasi tanpa harus penetrasi.
Menyebut organisasi mereka sebagai servis seks, namun para pekerja di sana sebenarnya tidak sampai melakukan hubungan seks yang sesungguhnya hingga melakukan penetrasi.
Mereka masuk ke ruangan tempat klien menunggu dengan mengenakan sarung tangan sekali pakai, melepaskan celana klien, dan memulai pekerjaan mereka. Kebanyakan mereka melakukan servis dengan oral atau hanya dengan tangan hingga klien mencapai klimaks.
Bisa dibilang jasa ini benar-benar profesional dan bahkan sama sekali jauh dari kata romantis. Dalam proses layanan juga tidak menggunakan alat bantu stimulasi seks seperti film porno dan buku erotis. Proses biasanya berjalan selama 5-10 menit, dan setelah klien mengalami ejakulasi, pekerja akan keluar dari ruangan.
Perlengkapan kerja wanita white hands
White Hands merupakan organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2008, dan hingga saat ini sudah ada ratusan klien pria yang datang ke sana. Sekitar 80% pengunjung merupakan pria yang menderita celebral palsy, sehingga sulit untuk mendapatkan pasangan hidup dan tidak dapat mencari partner seksual di lingkungannya.
Cuci tangan sebelum beraksi
Para pria yang juga mengalami kelumpuhan parsial atau sepenuhnya sehingga tidak dapat melakukan masturbasi sendiri juga akan ditangani secara profesional oleh White Hands.
Salah seorang klien regular White Hands, Akio Sudo (54), selama bertahun-tahun setia menggunakan jasa seks di sana. Ia menderita kelumpuhan total sejak lahir, dan semakin bertambahnya usia, ia semakin sulit menggerakkan seluruh anggota tubuhnya.
Akio Sudo sebelum dilayani wanita white hands
Suatu hari ia menemukan profil jasa seks White Hands di internet, dengan biaya Rp 350 ribu untuk servis 15 menit, Rp 550 ribu untuk 30 menit, dan Rp 1 juta untuk jasa satu jam sekaligus transportasi antar jemput.
“Seks, seperti tidur dan makan, adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang,” ujar Shingo Sakatsume (32), pendiri dan direktur utama White Hands. Shingo sendiri merupakan lulusan literatur Universitas Tokyo sebelum akhirnya memilih mendirikan bisnis seks.
Ejakulasi tanpa penetrasi
Walaupun sejauh ini nama White Hands belum populer di dunia internasional, di Jepang sendiri organisasi ini sangat dikenal. Penawarannya atas jasa seks yang belum pernah ada sebelumnya ini dengan cepat membuat mereka dikenal orang.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "“White Hand” Jasa Masturbasi Di Jepang"

Post a Comment